BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang
mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun
keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebutlah indonesia menjadi daya
tarik bangsa lain dari belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit
mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam budaya Indonesia
dikenal sangat unik.
Budaya juga merupakan identitas bangsa yang
harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak
hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi
tanggung jawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak,
karena ketahanan budaya merupakan salah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan
bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan
bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupun
dicuri oleh bangsa lain. Sudah banyak kasus bahwa budaya kita banyak yang
dicuri karena ketidakpedulian para generasi penerus, dan ini merupakan
pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah harta yang
mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia.
Dengan melestarikan budaya lokal kita bisa
menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing, dan menjaga agar budaya kita
tidak diakui oleh Negara lain. Contohnya: Malaysia kerap menampilkan beberapa
bentuk budaya asal Indonesia Contoh budaya kita yang diakui oleh Negara
malaisia: Reog, lagu Rasa Sayange, Batik, Batik, dan tari Pendet.
Para wisatawan asing banyak berdatangan ke
Indonesia selain karena keindahan alamnya juga karena Keindahan dan
keanekaragaman serta Keunikan budaya yang dimiliki dan ini merupakan peluang
yang cukup baik selain bisa mendatangkan devisa bagi negara, kebudayaan
Indonesia bisa menjadi kebanggaan karena bisa dikenal di mata dunia. Dan
tidak sedikit dari para wisatawan asing melestarikan di negaranya seperti
yang bisa dilihat saat ini.
2.
TUJUAN
Mewujudkan pembangunan masyarakat untuk
menambah pengetahuan tentang budaya lokal yang dimiliki negara dan menambah
rasa kecintaan untuk mempelajari dan melestarikannya. Dengan terwujudnya hal
tersebut maka pergaulan antar sesama manusia akan terjalin lebih baik dan rukun
karena di dasari atas rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain dan
dapat menciptakan suasana yang lebih akrab serta harmonis. Sehinga Bangsa
Indonesia bisa lebih bangga apabila semua hal tersebut bisa tercapai.
Dengan melestarikan kebudayaan lokal juga
dapat membangun rasa nasionalisme yaitu rasa saling menjaga dan rasa saling
menghargai. Sehingga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap kokoh
walaupun dipisahkan oleh banyak pulau.
Hal ini perlu diperhatikan baik – baik karena
dengan adanya informasi ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya menjaga
kebudayaan lokal karena sangat berpengaruh kepada ketahanan suatu negara sebab
identitas ataupun jatidiri sebuah negara di tentukan oleh budayanya.
3.
SASARAN
Perlu adanya kesadaran bagi pihak generasi
penerus untuk tetap menjaganya, memeliharanya serta melestarikannya bahwa untuk
memperkokoh suatu Budaya Lokal bangsa diperlukan bantuan mereka serta kerjasama
dengan masyarakat, pemerintahan maupun pihak – pihak yang terakit di dalamnya.
Generasi Penerus dan juga satu – satunya harapan bangsa di masa yang akan
datang juga perlu diingatkan bahwa Budaya
Lokal merupakan warisan dari nenek moyang
ataupun leluhur dan wajib untuk menjaganya agar tidak punah atapun terhindar
dari hal – hal yang tidak diinginkan.
BAB II PEMBAHASAN
A.
CONTOH-CONTOH
BUDAYA LOKAL
Masyarakat Indonesia terdri dari ratusan suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki
identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda. Seperti bahasa yang
berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.
Dengan identitas yang berbeda-beda ini, kita dapat mengatakan bahwa Indonesia
memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam.
Berikut ini pembahasan mengenai beberapa contoh budaya lokal di
Indonesia:
1.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT SUNDA
Secara administratif, suku bangsa Sunda sebagian
besar mendiami propinsi Jawa Barat. Sistem kekerabatan suku bangsa Sunda
mengenal sistem Parental, yaitu mengikuti garis keturunan kedua orang tua,
ayah, dan ibu. Bahasa percakapan yang dipakai adalah bahasa Sunda. Bahasa ini
mengenal tingkatan dari bahasa yang paling halus sampai kasar. Bahasa Sunda
berkembang di daerah Priangan, seperti di Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang,
Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Bahasa sunda yang tidak halus berkembang di
daerah Banten, Karawang, Bogor, dan Cirebon. Bahasa Sunda yang dipakai oleh
masyarakat Badui do Banten Selatan disebut bahasa Sunda Buhun (Kuno).
Masyarakat Sunda memiliki beragam kesenian
tradisional. Alat musik tradisional masyarakat Sunda adalah angklung. Alat
musik Sunda juga memiliki pertunjukan seperti reog, calung, wayang
golek,gendang pencak, dan sejumlah tarian-tarian seperti tari jaipong dan tari
topeng. Kesenian tradisional tersebut umumnya dipertunjukkan pada upacara
selamatan pernikahan, sunatan, meruwat rumah, dan syukuran.
2. KEBUDAYAAN
LOKAL MASYARAKAT TENGGER
Suku tengger merupakan salah satu sub
kelompok orang Jawa yang mendiami wilayah sekitar Pegunungan Bromo, Jawa Timur.
Masyarakat mempunyai ciri khas yang dapat dilihat dari dialek bahasa, upacara
adat yang berdasarkan sistem kepercayaannya, serta perilaku yang sesuai dengan
adat istiadat yang berlaku. Dalam kehidupan orang Tengger mempunyai kebiasaan
mengangkat orang luar menjadi warga baru atau sesepuh masyarakat Tengger.
Proses pengangkatan ini dilakukan melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh
ketua adat atau kepala dukun.
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu
Mahayana. Setiap tahun, mereka mengadakan upacara Kasodo, yaitu upacara dalam
rangka pengiriman kurban kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo. Puncak
upacara Kasodo berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan
dukun-dukun baru. Setelah itu, dilakukan pelemparan Ongkek (persembahan
penduduk) ke kawah Bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara Kasodo yang
berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.
3.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT BATAK
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku
bangsa yang melindungi Pulau Sumatera. Suku bangsa ini dikenal masyarakat
sebagai perantau karena banyak yang mengadu nasib ke berbagai daerah terutama
di kota-kota besar. Meskipun tersebar di berbagai daerah, suku bangsa Batak
dikenal sangat menjunjung tinggi kebudayaan sekalipun tidak tinggal di kampung
halamannya.
Suku bangsa Batak memiliki beragam kesenian
tradisional. Dalam seni ukir dapat dilihat pada motif-motif pakaian adat serta
tiang-tiang rumah adat yang memiliki srti simbolis tertentu. Selain itu,
terdapat berbagai lagu-lagu daerah dan tari-tarian. Tarian tradisional yang
cukup terkenal adalah tarian Mandula dan tari Sekar Sirih. Tari Mandula adalah
tarian rakyat Simalungun saat menyambut panen, sedangkan tari Sekar Sirih
adalah tarian menyambut tamu.
4.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS
Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang
mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Sejak dahulu suku Bugis dikenal sebagai suku
bangsa Pelaut, sehingga mereka juga tinggal di daerah-daerah luar Sulawesi
Selatan. Di beberapa daerah, seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa
Bugis membentuk perkampungan sendiri. Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis,
huruf yang dipakai adalah aksara Lontara. Setelah masuknya pengaruh Islam pada
abad ke-17, naskah-naskah kebanyakan ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang
disebut aksara Serang.
Kesenian msyarakat Bugis dapat dilihat dari
bentuk arsitektur rumah dan ukir-ukiran pada tiang atau gerbang rumah. Selain
itu, dapat dilihat pada bentuk-bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan
sarung yang sudah cukup dikenal luas di Indonesia serta seni tarik suara dan
tarian.
5.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK
Suku bangsa Dayak dianggap sebagai suku
bangsa asli Pulau Kalimantan. Masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal,
yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan. Sebagian besar anak
laki-laki atau perempuan yang sudah menikah akan tetap tinggal bersama orang tuanya.
Inilah yang membentuk keluarga luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak
melarang anak perempuannya menikah dengan laki-laki suku bangsa lain asalkan
mereka mau tinggal bersama keluarga istrinya.
Masyaraka Dayak memiliki beragam kesenian,
baik seni musik, tarian, seni ukir, ataupun tenun. Alat musik tradisional yang
biasa dipakai umumnya terbuat dari bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara
dipikul berirama mengikuti tarian dan lagunya. Tarian-tarian masyarakat Dayak
antara lain tari Tambun, Balean Dades, dan Bungai. Tarian tersebut pada umumnya
dibawakan ketika upacara-upacara adat. Seni ukir dapat dilihat pada tiang-tiang
rumah yang diukir dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Selain
itu, seni ukir masyarakt Dayak berupa patung-patung yang terbuat dari kayu.
Sedangkan kain tenun yang terkenal terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu.
6.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT LIO
Masyarakat Lio adalah kelompok penduduk yang
menempati Pulau Flores, NTT. Kelompok yang sangat penting adalah kelompok yang
disebut “SUKU”. Kelompok ini dikatakan mewujudkan struktur piramidal, yang
dipuncaknya duduk kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh anak
laki-laki sulung. Selain berstatus sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli
waris”.
Masyarakat Lio mengembangkan berbagai
kesenian tradisional. Dalam seni pahat dan arsitektur dapat dilihat pada bentuk
rumah adat yang disebut Sao Ria. Selain itu, mereka juga membuat patung yang
disebut Anadeo yang dikeramatkan sebagai penunggu ruah adat. Mereka juga
menghasilkan hasil kain tenun tradisional dengan motif yang khas pada kain
sarung, selimut, dan selendang.
7.
KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT ASMAT
Daerah kebudayaan masyarakat Asmat meliputi
daerah pegunungan Papua Selatan. Suku bangsa Asmat umumnya dikelompokkan atas
Asmat Hilir dan Asmat Hulu. Suku bangsa Asmat Hilir hidup di dataran rendah di
sepanjang pantai yang masih diselimuti hutan dan rawa. Suku bangsa AsmatHulu
hidup di daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang
cukup jelas.
Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya
tinggal di rumah-rumah panggung yang disebut tsyem. Sebuah kelompok kekerabatan
Asmat terdiri atas 10-15 tysem yang mengelilingi sebuah rumah adat yang di
sebut yew. Yew berfungsi sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan.
Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin adat
yang disebut aipem. Pemimpin adat biasanya orang-orang yang pandai, bijaksana,
dan kuat. Orang yang pandai dalam berburu. Orang yang pandai dalam membuat
patung (wow-iptis) akan menjadi pemimpin para pembuat patung.
Kesenian masyarakat Asmat identik dengan
kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan terutama seni ukir patung, topeng,
dan perisai. Secara umum, ada 4 (empat) gaya seni patung Asmat, sebagai
berikut:
a. Gaya A, Seni Asmat Hilir dan Hulu
Sungai
Patung-patung dengan gaya ini tersusun dari
atas ke bawah menurut tata urut silsilah nenek moyangnya. Contohnya, mbis yang
dibuat jika masyarakat akan mengadakan balas dendam atas kematian nenek moyang
yang gugur dalam perang melawan musuh.
b. Gaya B, Seni Asmat Barat Laut
Bentuk patung gaya ini lonjong agak melebar
bagian bawahnya. Bagian kepala terpisah dari bagian lainnya dan berbentuk
kepala kura-kura atau ikan. Kadang ada gambar nenek moyang di bagian kepala,
sedangkan hiasan bagian badan berbentuk musang terbang, katak, kepala burung
tadung, ular, dan sebagainya.
c. Gaya C, Seni Asmat Timur
Bentuk perisai yang dibuat umumnya berukuran
sangat besar bahkan melebihi tinggi orang Asmat. Bagian atasnya tidak terpisah
jelas dari bagian lain dan sering dihiasi garis-garis hitam dan merah, serta
titik-titik putih.
d. Gaya D, Seni Asmat Daerah Sungai
Brazz
Bentuk perisai gaya D ini hampir sama besar dan tingginya dengan perisai
C hanya bagian kepala terpisah dari badannya. Motif yang sering digunakan
adalah hiasan geometri, seperti lingkaran, spiral, siku-siku, dan sebagainya..
B. MASALAH AKIBAT KEBERAGAMAN BUDAYA
1. Masalah
–Masalah yang Muncul Akibat Keberagaman Budaya
A STRUKTUR
SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA
Secara
sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki struktur sosial yang bersifat majemuk
atau heterogen. Sifat masyarakat majemuk adalah sulit mengadakan integrasi
sosial diantara kelompok sosial, sehingga dapat muncul konflik sosial yang
mengganggu integrasi dan keutuhan masyarakat.
Ciri-ciri
masyarakat majemuk menurut van de Berghe :
1.
Terjadinya segmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain.
2.
Memiliki struktur sosial
yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat komplementer
3.
Kurang mengembangkan
konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial dasar.
4.
Seringkali terjadi konfilik
di anatara kelompok yang satu dengan lainnya.
5.
Intergrasi sosial tumbuh di
atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
6.
Adanya dominasi politik
oleh suatu kelompok dengan kelompok lain.
Hal-hal
tersebut menyebabkan adanya diferensiasi sosial antara satu kelompok dengan
kelompok lain. Diferensiasi sosial tersebut diantaranya adalah :
1.
Diferensiasi yang
disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom differentiation), karena adanya
perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa.
2.
Diferensiasi yang
disebabkan oleh perbedaan struktural (structural differentiation) karena adanya
perbedaan kemampuan untuk mengakses sumber-sumber ekonomi dan politik.
B MASALAH
SOSIAL YANG TIMBUL AKIBAT KEBERAGAMAN BUDAYA
(1) Konflik
Sosial Bernuansa SARA
Konflik
SARA ini terjadi akibat perbedaa n suku bangsa, bahasa, ras, agama, kedaerahan,
adat istiadat, dan budaya yang berpotensi mengancam integrasi Nasional. Salah
satu contoh dari konflik sosial yang bernuansa SARA ini adalah perang Sampit.
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada
Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota
Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota
Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran
Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika
dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak.
(2) Primodialisme
dan Politik Aliran
Primordialisme
adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa
sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Di bidang politik, muncul
kecenderungan terjadinya politik aliran, yaitu kegiatan politik praktis anggota
masyarakat yang didorong oleh sentimen primordial. Pada saat ini,
kecenderungan politik aliran tercermin dari pembentukan berbagai partai-partai
berbasis agama yang ada di Indonesia, seperti PKS, PDS, PBB, PPP, dan Partai
Krisna.
(3) Sikap
Etnosentrisme
Etnosentrisme
adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat
dan kebudayaan lain. Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan buaya dan
adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial
akibat adanya sikap etnosentrisme dan dapat mendorong terjadinya sikap
Xenophobia, yaitu perasaan kebencian terhadap orang asing yang berlebihan.
Selain memiliki dampak negatif, sikap Etnosentrisme juga memiliki dampak
positif untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada suatu bangsa. Contoh positif
sikap Etnosentrisme adalah pada saat terjadinya sengketa masalah kepulauan
Ambalat di Kalimantan Selatan yang diklaim sebagai daerah Malaysia. Semenjak
itu, muncul gelombang unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai kelompok
masyarakat yang menuntut ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan kasus
tersebut.
Adapun
cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :
·
Elimination,
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
·
Subjunction atau Domination,
yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa
pihak lain
untuk mengalah dan menaatinya.
·
Majority rule,
yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting.
·
Minority consent,
artinya kelompok mayoritas yang menang.
·
Compromise,
artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
·
Integration artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelaah.
2. Proses
Integrasi Bangsa Indonesia
Pada
dasarnya, istilah “Bangsa Indonesia” dengan “Negara Indonesia” memiliki
pengertian yang berbeda. Bangsa Indonesia adalah kesatuan solidaritas yang
didasarkan atas perasaan kebangsaan Indonesia, yang berkehendak untuk hidup
bersama di tanah air Indonesia sebagai suatu bangsa. Sedangkan pengertian
Negara Indonesia adalah suatu organisasi politik dimana para warga Negara
sebagai anggota dari organisasi politik besar tersebut keanggotaannya diatur
oleh hukum. Indonesia tidak terbatas pada bangsa yang sama ataupun ras yang
sama karena bangsa Indonesia keanggotaannya berasal dari keanekaragaman ras dan
suku bangsa serta agama yang berkembang di Indonesia.
Kata
integrasi sendiri berasal dari kata integrare yang memberikan
tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata tersebut, maka dapat diartikan bahwa
integrasi adalah pernyataan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda
seperti suku, etnis, ras, tradisi, agama, dan kepercayaan menjadi kesatuan yang
utuh dan serasi. Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari
berbagai unsur tersebut, sehingga terwujud kesatuan wilayah, kesatuan politik,
ekonomi, sosial, maupun budaya yang membentuk jati diri bangsa tersebut.
Pentingnya
integrasi nasional :
1.Integrasi nasional sangat penting untuk mencapai atau memperoleh keserasian dalam kehidupan masyarakat.
2.Guna menghindari keanekaragaman ras,suku,dan agama maka diperlukan adanya saling pengertian,toleransi, dan tenggang rasa agar terwujudnya sebuahsolidaritas,kerukunan dan kerjasama.
1.Integrasi nasional sangat penting untuk mencapai atau memperoleh keserasian dalam kehidupan masyarakat.
2.Guna menghindari keanekaragaman ras,suku,dan agama maka diperlukan adanya saling pengertian,toleransi, dan tenggang rasa agar terwujudnya sebuahsolidaritas,kerukunan dan kerjasama.
Peran
masyarakat dalam menjada integrasi nasional:
1.Melestarikan kebudayaan daerah
2.Mewariskan kebudayaan daerah
3.Tidak melupakan atau meninggalkan kebudayan daerah
1.Melestarikan kebudayaan daerah
2.Mewariskan kebudayaan daerah
3.Tidak melupakan atau meninggalkan kebudayan daerah
Peran
pemerintah dalam menjaga keselarasan antar budaya:
1.Memelihara kebudayaan nasional
2.Menghidupkan budaya nasional3.Memoerkaya budaya nasional
3.Membina ketahanan kebudayaan nasional
4.Menyebar luaskan dan memenfaatkan kebudayaan nasional
1.Memelihara kebudayaan nasional
2.Menghidupkan budaya nasional3.Memoerkaya budaya nasional
3.Membina ketahanan kebudayaan nasional
4.Menyebar luaskan dan memenfaatkan kebudayaan nasional
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiap kebudayaan mempunyai ciri khas masing – masing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokal yang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanan kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan tidak sedikit kebudayaan asing membawa dampak negatif.
Sebagai Negara Kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat. Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehingga kebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak atau dicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan Identitas suatu bangsa dan negara.
lebih memajukan kehidupan bangsa melalui keuntungan yang didapat dari sector pariwisata salah satunya
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa budaya bangsa kita sangat beraneka ragam, tetapi disamping itu banyak kurang kesadaran masyarakat kita akan kepintangan kebudayaan kita, oleh karena itu kita para generasi muda harus menjaga dan melestarikan serta menanamkan dalam hati budaya bangsa kita, agar anak cucu kita juga dapat menikmatinya.
2. REKOMENDASI
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memperkokoh kebudayaan bangsa.
Mempertahankan dan melestarikan budaya lokal.
Merawat serta memelihara aset budaya lokal agar tidak rusak ataupun hilang.