BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
                  Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Penemuan - penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala itu. Penemuan - penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia - manusia purba. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Itu sebabnya makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai pengertian manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan homo sapiens serta kehidupannya pada masa itu.

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
 Bagaimana kehidupan manusia purba pada zaman dahulu?
  Bagaimana kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu?
1.3      Tujuan                                                                                                           
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut :
Untuk mengetahui kehidupan manusia purba pada zaman dahulu
 Untuk mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu

1.4       Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan manusia purba pada zaman dahulu
Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Manusia Purba Di indonesia |

Asal-Usul Manusia Di indonesia i telah menjadi sejarah Manusia Purba Indonesia dan patut kita pelajari tentang Sejarah-Sejarah Pada Masa Purba yang terjadi pada Masa Beribu tahun yang lalu dimana pada zaman itu atau di masa itu sangat tradisional tampa adanya teknologi dan pola pikir yang sangat rendah Manusia purba artinya manusia pada zaman dulu yang, Manusia purba merupakan manusia yang diperkirakan adalah nenek monyang dari manusia sekarang, karna memiliki kesamaan-kesamaan tertentu karna dilihat dari temuan-temuan para ahli atau fosil-fosil struturnya hampir sama dengan manusia, Manusia purba di indonesia sering kali dikaitkan merupakan nenek moyang manusia indonesia karna menetap di wilayah indonesia pada zaman purba, Untuk lebih mengetahui Sejarah Manusia purba di indonesia dan Asal-Usul nenek monyang di indonesia sebagai berikut...

a. MANUSIA PURBA Dl INDONESIA

Sisa-sisa manusia purba terdapat di berbagai tempat di dunia. Di Indonesia sisa-sisa manusia purba baru diketemukan diJawa, yaltu di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia purba di Indonesia berasal dan jaman quartair yang berlangsung kira-kira 600 ribu tahun. Seperti kita ketahui jaman quartair itu dibagi menjad 2, yaitu jaman dilluvium (pleistocen) dan jaman alluvium (holocen). Jaman dilluvium Indonesia oleh Dr. Von Koenigswald dibagi menjadi 3 bagian atau lapisan, yaitu lapisan bawah, lapisan tengah dan lapisan atas. Dan tiap-tiap bagian atau lapisan itu terdapat fosil manusia purba.
a. Dilluvium Bawah (Yang Tertua) 
Dari bagian ini diketemukan fosil-fosil dan 3 jenis manusia purba, yaitu:
  • Meganthropus Palaeojavanicus. Jenis yang dianggap tertua dan fosilnya diketemukan diSangiran
  • Pithecanthropus Dubius, Fosilnya juga diketemukan di Sangiran.Para ahli masih ragu-ragu dalam menentukan fosil tersebut, yaitu benar-benar fosil manusia atau fosil kera. OIeh karena itu diberi nama pithecanthropus Dubius, artinya manusia kera yang meragu-ragukan.
  • Pithecanthropus Robustus atau Plthecanthropus Mojokertensis , Juga diketemukan di tempat yang sama. OIeh sarjana Weidenreich, manusia purba itu dinamakan Pithecanthropus Robustus, sedang Von Koenigswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis. Karena beliau telah Iebih dahulu menemukan fosil yang serupa di Mojokerto
b. Dilluvium Tengah 
Jenis manusia purba dan yang Iebih muda diketemukan oleh Dr. Eugene Dubois. OIeh beliau manusia tersebut dmam akan Pithecanthropus Erectus, artinya : manusia kera yang berjalan tegak.
c. Dilluvium Atas
Jenis manusia purba yang termuda dan jaman dilluvium, diketemukan di Ngandong dan dinamakan Homo Soloensis. Sedangkan jenis yang sama dengan yang diketemukan di Wajak (Tulungagung) dinamakan Homo Wajakensis.


b. KEBUDAYAAN INDONESIA YANG PERTAMA

Manusia purba indonesia betapapun primitifnya ternyata teIah berkebudayaan. Barang-barang hash kebudayaannya diketemukan di daerah Pacitan dan Ngandong. Baik kebudayaan Pacitan maupun kebudayaan Ngandong adalah kebudayaan batu tua atau Palaeolitchicum (pa/a eo = tua, lithos batu).
  • Kebudayaan Pacitan, Barang-barang hasil kebudayaan Pacitan terbuat dari batu dan cara pembuatannya masih sederhana sekali. Barang-barang dan batu tersebut umumnya digunakan sebagai kapak genggam.
  • Kebudayaan Ngandong, Di Ngandong selain kapak genggam juga diketemukan alat-alat yang terbuat dan tulang. Barang-barang dan tulang tensebut mungkin digunakan sebagai alat penusuk atau mungkin untuk mengorek ubi dan keladi. Kebudayaan Ngandong diduga milik Homo Soloensis dan Homo Wajakensis dan jaman dilluvium atas.
  •  
c. KEHIDUPAN / PENGHIDUPAN MANUSIA PURBA INDONESIA
Kehidupan/penghidupan manusia purba tidak dapat diketahui dengan jeIas. Kita hanya dapat memperoleh gambaran berdasarkan alat-alat kebudayaan yang
  • Mereka belum mengenal cocok tanam atau peternakan Bahan pangan mereka peroleh Iangsung dan alam. misaInya berburu, memetik buah-buahan dan lain-lain. Jadi termasuk food gathering.
  • Mereka belum bertempat tinggal tetap, melainkan berkelana dari tempat satu ke tempat lain secara berkelompok.
  •  
d. HOMO SAPIENS
Homo Sapiens artinya manusia cerdik. Yaitu manusia yang berasal dan jaman alluvium atau holocen. Homo Sapiens inilah yang dianggap sebagai nenek moyang langsung manusia sekarang (berasal dan ± 20 ribu tahun yang lalu). Kebudayaan Homo Sapiens Indonesia telah setapak lebih maju dari pada kebudayaan manusia purba. Kebudayaan mereka disebut kebudayaan batu tengah atau Mesolithicum (mesos tengah, lithos = batu).

Homo Sapiens telah bertempat tinggal tetap dan agaknya telah melakukan cocok-tanam. Di tepi pantal orang tinggal dirumah-rumahpanggung, sedang di daerah pedalaman tinggal di dalam gua-gua. Hal itu diketahui berhubung diketemukannya kyokkenmoddinger di Sumatra Timur dan beberapa lukisan di dalam gua-gua di daerah Sulawesi Selatan.

Adapun yang disebut kyokkenmoddinger ialah timbunanatau bukit kulit kerang. Agaknya orang-orang yang mendiami rumah panggung sangat gemar makan kerang. Sesudah diambil dagingnya, kulit kerang-kerang itu dibuang dibawah rumah. Lama-kelamaan kulit kerang tadi bertimbun-timbun sehingga membukit. Apakáh perbedaan tubuh manusla purba dengan homo sapiens? Perbedaan terutama pada tengkoraknya:

Perbedaan Tubuh Manusia Purba dengan Homo Sapiens 
1. Ruang otak manusia purba lebih kecl daripada homo sapiens, sehingga volume otaknya lebih kecil.
2. Tulang kening manusia purba lebih menonjol ke depan
3. Pada tulang rahang bawah, tulangnya lurus ke belakang, sehingga dapat dikatakan tidak berdagu.
4. Tulang rahang manusia purba lebih besar dan lebih kuat, demikian pula gigi-giginya.


e. NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Asal-mula bangsa Indonesia - Menurut pendapat sarjana Kern dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa kita berasal dan daratan Asia. Mula-mula nenek moyang kita diam di daerah Yunan (China Selatan), kemudian pindah ke selatan (ke daerah Vietnam). Oleh suatu sebab yang belum diketahui dengan pasti, mereka kemudian pindah lagi. Perpindahan tadi diduga terjadi antaratahun 1500 S.M.hingga tahun 500 SM. dan berlangsung secara bergelombang. Gerak tujuan perpindahan mereka ke pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia.
Pulau-pulau itu menjadi tanah airnya terakhir. Pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia tadi lazirnnya disebut AUSTRONESIA (Austro = selatan, nesos = pulãu). Bangsa yang mendiami daerah Austronesia disebut bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia mendiami daerah Iingkup yang amat luas. Yaitu meliputi daerah atau pulau-pulau yang membentang antara Madagaskar (sebelah barat)hingga Pu/au Paska (sebelah timur) dan antara Taiwan (sebelah utara) hingga Se/andia Baru (sebelah selatan). Bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia disebut BANGSA MELAYU. Mereka adalah nenek moyang Iangsung bangsa Indonesia sekarang.
Bangsa Melayu dapat dibedakan menjadi 2. yaitu:
  • Bangsa Proto Melayu (bangsa Melayu Tua).
  • Bangsa Deutero Melayu (bangsa Melayu Muda).
1. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira tahun 1500 SM. bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia.
a. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui 2 jalan, yaitu: jalan barat (melalui Malaya- Sumatra), dan jalan timur (melalui Philipina — Sulawesi Utara).
b. Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayaan batu baru atau neolithicum (neo baru. lithos = batu). Meskipun barang-barang Hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, akan tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali. Barang-barang hasil kebudayaan mereka yang terkenal ialah kapak persegi dan kapak lonjong. Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang melalui jalan barat, sedang kebudayaan kapak lonjong dibawa oleh mereka yang melalui jalan utara.
c. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak atau bercampur darah dengan bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia
d. Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk anak keturunan bangsa Proto Melayu, misalnya suku bangsa Dayak, Toraja dan lain-lain

2. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda) 

Kira-kira tahun 500 SM. nenek moyang kita gelombang yang kedua mulal memasuki Indonesia
a. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jaIan saja, yaitu jalan barat (jadi meIalu Melayu Sumatra).
b. Bangsa Deutero Melayu memiIiki kebudayaan yang lebih tinggi daripada bangsa Proto Melayu.
Barang-brang hasil kebudayaan mereka telah terbuat dan logam. Mula-mula dan perunggu dan kemudian dan besi. Hasil kebudayaan logam Indonesia yang terpenting alah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara Barang-barang dan logam tadi umumnya dibuat dengan tehnik a cire perdeu.
c. Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu, misalnya suku bangsa Jawa, Melayu, Bugis dan lain-lain.

PENDESAKAN DAN PERCAMPURAN
Sebelum nenek moyang kita masuk dan menetap di Indonesia, di sini telah didiami oleh suku bangsa lain, yaitu

1. Suku bangsa WEDOID
Sisa-sisa suku bangsa mi hingga sekarang masih ada, misalnya suku bangsa Sakal di Siak, suku bangsa Kubu dan lubu di daerah Jambi dan Palembang.

2. Suku bangsa NEGRITO
Sisa-sisa suku bangsa ini di Indonesia telah lenyap. Akan tetap di Malaya dan Philipina sisa-sisanya masih ada.
Sejak bangsa Proto Melayu masuk dan menetap di Indonesia, kedua suku bangsa tersebut terdesak dan melarikan diri ke tempat-tempat yang terasing. Mereka tidak mau berhubungan dengan bangsa lain. Maka dan itu kebudayaan/peraban mereka sangat terbelakang. Sesudah barigsa Deutero Melayu datang di Indonesia, bangsa Proto Melayu itu pun akhirnya terdesak pula. Sebagian dan mereka pindah ke pedalaman, dan sebagian lagi bercampur darah dengan bangsa Deutero Melayu. Karena percampuran darah tadi, maka sulit kita membedakan kedua bangsa itu.

f.  MASYARAKAT NENEK MOYANG KITA
Bentuk susunan masyarakat nenek moyang kita tidak dapat diketahui dengan jelas. Kita hanya dapat mengira-irakan dengan jalan mempelajari menyelidiki suku-suku bangsa terasing yang sedikit sekali terkena pengaruh kebudayaan lain.
1. Bangsa Proto Melayu dan Deutero Melayu telah hidup menetap, dan melakukan cocok tanam sertapeternakan. Jadi tidak, lagi food gathering. melainkan telah food-produsing.
2. Mereka yang diam di pesisir hidup dan pelayaran dan perikanan.
3. Hidupnya menetap dan bercocok tanam, kemudian menimbulkan masyarakat.

Kesatuan dasar masyarakat Indonesia dan jaman dulu hingga sekarang adalah desa. Desa merupakan kesatuan yang demokratis, di mana segala pertanggung jawaban dipikul bersama-sama. Segala sesuatu dikerjakan dengan cara bergotong royong, sehingga hidup kekeiuargaan sangat tebal Demikian puIa segala sesuatu yang dianggap penting dan vital dijadikan milik bersama dan dikerjakan bersama-sama pula (contohnya masaIah tanah).

Desa dikepalai oleh Kepala Desa. Dalam menunaikan tugas ia dibantu oleh Dewan Desa. Jabatan kepala desa itu tidak turun-temurun, melainkan berdasarkan pemilhan Yang dipilih sebagai kepala desa ialah orang yang dianggap paling pandai dan paham benar mengenai adat-istiadat nenek moyang. Kepala Desa harus mempertahankan tradisi dan adat-istiadat warisan para leluhurnya.

KEBUDAYAAN
Nenek moyang kita telah memiliki kebudayaan yang tinggi mutunya. Hal ini ditunjukkan oleh bukti-bukti sebagai berikut:
1. Mereka telah mengenal tehnik pembuatan barang pecah beIah dan tehnik pembuatan barang-ba rang dan logam.
2. Mereka telah pandai menenun kain. Di antara barang pecah belah yang diketemukan ada yang dihiasi dengan cap-cap tenunan
3. Mereka yang hidup di pesisir telah pandai membuaf perahu, terutama perahu bercadik (bersayap).
4. Mereka juga telah maju di bidang kesënian 

Aneka ragam barang perhiasan wanita banyak diketemukan, baik yang terbuat dan batu, perunggu maupun manik-manik. Nekara-nakara juga banyak yang diberi hiasan berupa gambar-gambar gajah, merak, perahu dan lain-lain.

AGAMA / KEPERCAYAAN
Agama/kepercayaan nenek moyang kita oleh para sarjana disebut Dynamisme dan Animisme. 
  • Dynamisme adalah suatu kepercayaan bahwa setiap mahkluk hidup dan benda mati memiliki kekuatan gaib. 
  • Animisnie adalah kepercayaan bahwa setiap makhluk hidup dan benda mati memiliki rokh, 3wa atau nyawa. 
Batas antara dynamisme dan animisme sebenarnya kurang jelas. Bahkan dalam prakteknya selalu bercampur satu dengan yang lain.




B.     Asal-usul Nenek Moyang Di Indonesia

Migrasi Besar-besaran ke Austronesia

Berdasarkan penelitiannya Von Heine Geldern berargumen jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Diterangkan olehnya bahwa semenjak tahun 2.000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan karena adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antar suku bangsa.

Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro = Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau Paskah(sebelah Timur), dan dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru (sebelah Selatan).

Pendapat Von Heine Geldern ini dilatarbelakangi oleh penemuan banyak peralatan manusia purba masa lampau yang berupa batu beliung berbentuk persegi di seluruh wilayah Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Peralatan manusia purba ini sama persis dengan peralatan manusia purba di wilayah Asia lainnya seperti Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja terutama di sekitar wilayah Yunan.

Pendapat Von Heine Geldern juga didukung oleh hasil penelitian Dr. H. Kern di tahun 1899 yang membahas seputar 113 bahasa daerah di Indonesia. Dari penelitian itu Dr. H. Kern menyimpulkan bahwa  ke semua bahasa daerah tersebut awalnya bersumber pada satu rumpun bahasa, rumpun bahasa yang dinamai bahasa Austronesia.

Migrasi manusia purba dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu). Orang-orang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son.

Menyeberangi Lautan Dengan Perahu Bercadik
Setelah diketahui jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah dari daratan Yunan, kini saatnya kita membahas bagaimana nenek moyang kita tadi bisa sampai di kepulauan Indonesia.


Ya, berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya, nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya sebagai alat penyeimbang. Untuk ilustrasi perahu bercadiknya sendiri, Anda dapat melihat pada gambar di bawah ini.


Dengan bermodalkan perahu bercadik itu, nenek moyang kita mengarungi lautan yang luas untuk sampai ke kepulauan Indonesia dan pulau-pulau lain di Austronesia. Mereka berlayar berkelompok tanpa kenal rasa takut dengan hantaman badai dan ombak yang bisa datang kapan saja. Hal ini tentu membuktikan jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pemberani dan merupakan pelaut-pelaut berjiwa ksatria. Dan dengan perjalanan penuh rintangan itu, akhirnya nenek moyang kita sampai ke beberapa pulau di Indonesia. Mereka pun secara langsung memperoleh sebutan Melayu Indonesia.

Pembagian Bangsa Melayu Indonesia
Sebutan Melayu Indonesia bagi orang-orang Austronesia secara umum berlaku untuk semua dari mereka yang menetap di wilayah Nusantara. Akan tetapi, berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif. Berikut penjelasan dari masing-masing sub bangsa tersebut:

1.      Bangsa Proto Melayu  (Melayu Tua)

Bangsa proto melayu atau Melayu Tua adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang pertama kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (sekitar tahun 1500 SM). Bangsa porto melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalur, yaitu (1) Jalur Barat melalui Malaysia–Sumatera dan (2) Jalur Utara atau Timur melalui Philipina–Sulawesi. Bangsa Melayu Tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan manusia purba umumnya pada masa itu. Ini dibuktikan dengan penemuan bukti kebudayaan neolithikum telah berlaku dengan hampir semua peralatan mereka terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

Hasil kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia Barat  yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.

2.      Bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda)

Bangsa Deutro Melayu atau bangsa melayu muda adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang austronesia yang datang ke nusantara pada gelombang kedatangan kedua, yakni pada kurun waktu 400-300 SM.  Bangsa melayu muda (Deutero Melayu) berhasil melakukan asimilsasi dengan para pendahulunya yang tak lain adalah bangsa melayu tua (proto melayu).

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, diketahui bahwa Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, di mana rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Nusantara. Bangsa Melayu Tua juga dianggap mempunyai kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu. Mereka  sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi, di ana beberapa diantaranya antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara, serta menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak. Suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan bangsa Melayu muda adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis.


3.      Bangsa Primitif

Sebetulnya, sebelum kelompok bangsa Austronesia masuk ke wilayah Nusantara,  sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah lebih daulu menempati wilayah  tersebut. Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah manusia pleistosin, suku wedoid, dan suku negroid.
Manusia Pleistosin; Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja.
Suku Wedoid; Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan Suku Wedoid di masa kini.
Suku Negroid; Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia dan Philipina, keturunan suku ini rupanya masih ada Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Philipina merupakan bukti nyatanya.

Nah, itulah artikel tentang asal usul nenek moyang Indonesia yang kami berhasil rangkum dari beberapa sumber. Sebagai kesimpulan kami telah mengambil poin-poin penting dari pembahasan ini yang antara lain:
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di China Selatan.
Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia.
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman perunggu.
Terdapat beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin, Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan.




BAB III
PENUTUP

2.1       Simpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
            Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba.  Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah
Indonesia MeganthropusPaleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
                        Corak kehidupan prasejarah indonesia dilihat dari segi hasil kebudayaan manusia prasejarah menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : bentuk budaya yang bersifat spiritual dan bersifat material; segi kepercayaan  ada dinamisme dan animisme; pola kehidupan manusia prasejarah adalah bersifat nomaden (hidup berpindah-pindah dan bersifat permanen (menetap); sistem bercocok tanam/pertanian; pelayaran; bahasa; food gathering dan menjadifood producing.
               Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1.         Homo Soloensis
2.         Homo Wajakensis
                        Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru (Neolithikum).



2.2       Saran
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman dahulu.
Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-Praaksara.html
http://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-indonesia/
http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.html
http://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.html
http://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/



- Copyright © Kambing Liwa - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -